DENPASAR - Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan kesepakatan negara-negara di dunia untuk menperbaiki kehidupan masyarakat dan lingkungan yang berkelanjutan, dan okeh karena itu menjadi kewajiban bagi setiap bangsa untuk saling mendukung karena sifatnya sangat global.
Demikian disampaikan oleh Gede Sedana selaku Rektor Universitas Dwijendra, Denpasar pada makalah yang dipresentasikan saat penyelenggaraan International Conference pada hari Jumat, 16/12/2022 di Aula Yayasan Dwijendra.
Tema yang diangkat pada konferensi tersebut adalah “Multi-Disciplines Approaches for the Sustainable Development ” sebagai bagian dari respon penyelenggaraan G20 yang telah diadakan di Bali beberapa waktu lalu, ungkap Sedana.
Ketua Yayasan Dwijendra, Dr. I Ketut Wirawan, SH.MHum., dalam sambutannya menyampaikan bahwa pembangunan di tingkat daerah, pusat dan global harus benar-benar terintegrasi guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat, seperti yang telah dirumuskan di dalam SDGs itu sendiri.
Kegiatan international conference sejenis ini agar terus dilanjutkan untuk menghasilkan berbagai rumusan alternatif pemecahan masalah yang sedang dihadapi dengan berbagai tantanganya, Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini dan mendukung penuh untuk menjadikan Dwijendra University sebagai salah satu institusi pendidikan yang memiliki kontribusi dalam pembangunan, khususnya di Provinsi Bali.
Pada konferensi ini menghadirkan dua Keynote Speaker, yakni : Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ibu I Gusti Ayu Bintang Darmawati dan Ketua Umum PP PERHEPI, Bapak Prof. Bustanul Arifin.
Selain itu, dijadirkan juga enam invited speaker yang berasal dari berbagai negara, diantaranya: Prof. Dr. Nakula Utaberta dari UCSI University Malaysia; Naori Miyazawa, Ph.D dari Waseda University Japan; Dr. Indrajit Pal dari Asian Institute of Technology Thailand; Emma E. Porio, Ph.D dari Anateo de Manila University Philippines; Dr. Kanchan Negi dari Educationist, Motivational Speaker & A Social Reformer India, dan Dr. Gede Sedana, M.Sc.M.MA dari Dwijendra University, Indonesia.
Baca juga:
UB dan Densus 88 Deklarasi Anti Radikalisme
|
Beberapa hal penting yang dihasilkan adalah diperlukan adanya upaya yang semakin intensif terhadap pemberdayaan dan penguatan peran perempuan dalam mewujudkan SGDs sehingga terwujud kesetaraan gender.
Selain itu, perbaikan sistem pangan di tingkat daerah dan nasional termasuk internasional mesti dilakukan secara terintegrasi dan saling bersinergi guna atasi bayang-bayang krisis pangan. Ancaman perubahan iklim yang melanda dunia termasuk di Bali perlu mendapatkan perhatian yang semakin serius seperti rumusan berbagai mitigasi dan adaptasinya.
Bahkan Gede Sedana yang juga Ketua DPD HKTI Bali mengungkapkan mulai dari yang paling sederhana, yaitu penerapan filosofi tri hita karana yang berbasis pada harmoni dengan Tuhan, harmoni dengan sesama manusia, dan harmoni dengan lingkungan, yang sangat sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Dalam konteks pembangunan Bali, penyelenggaraan international conference ini tidak terlepas dari penyelarasan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Acara international conference yang dihadiri juga oleh peserta dari berbagai provinsi dan negara ini ditutup oleh Dr. I Ketut Suaradnyana selaku ketua panitia pelaksana. (Tim)